Selasa, 07 Juni 2011

AbOrTuS

1. Pengertian
Abortus adalah : pengakhiran kehamilan oleh sebab apapun sebelum umur kehamilan 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram.

2. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis yang kemudian diikuti oleh terjadinya nekrosis jaringan disekitarnya, hal ini menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga merupakan benda asing dalam uterus, dan akan menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
- pada kehamilan 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam.
- Pada kehamilan antara 8-14 minggu villi korialis menembus desidua lebih dalam sehingga umunya placenta tidak dilepaskan secara sempurna, hal ini dapat menyebabkan perdarahan yang banyak.
- Pada kehamilan 14 minggu ke atas umunya janin keluar setelah pecahnya ketuban, kemudian setelah beberapa saat disusul dengan lahirnya placenta. Perdarahan tidak banyak jika placenta segera terlepas dengan lengkap.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk antara lain :
1. blighted ovum
Kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas.
2. missed abortion
3. mola kruenta
Hasil konsepsi dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah
4. mola karnosa
bentuk ini merupakan kelanjutan dari mola kruenta dimana pigmen darah sudah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging.
5. mola tuberosa
dalam hal ini amnion tampak seperti benjolan-benjolan karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
6. fetus kompressus
pada bentuk ini sudah terjadi proses mumifikasi yaitu janin mengering dan menjadi agak gepeng karena cairan amnion menjadi kurang oleh sebab diserap.
7. fetus papiraseus
hasil konsepsi berbentuk tipis seperti kertas.

Batasan :
Proses pengakhiran hasil konsepsi dengan acar apapun sebelum berumur 20 minggu berat 500 gram.
Klasifikasi
1. Abortus imminens
2. Abortus Insipiens
3. Abortus Inkomplit
4. Abortus Missed abortion
Abortus provokatus
1. Abortus provokatus terapeutik/medisinalis
2. Abortus provokatus kriminalis

ETIOLIGI:
I. Kelainan hasil konsepsi misalnya
1. “Blighted Ovum”
2. Kelainan kromosom
II. Kelainan atau penyakit uterus. Misalnya
1. Kelainan congenital
2. Tumor uterus misalnya Mioma uteri
3. inkompetensi serviks
III. Penyakit-Penyakit ibu
1. hipertensi
2. Infeksi misalnya torch. Penyakit kelamin
3. kurang gisi (Malnutrisi)

KOMPLIKASI:
1. Pendaharan : Dapat menyebabkan syok dan anemia
2. Infeksi : Abortus in feksiosus,sepsi sampai syok septik.

GEJALA KLINIS DAN PENATALAKSANAAN
I. Abortus Immien (Abortus Mengancam)
Gejala klinis :
- Tanda-tanda hamil muda
- Pendarahan pervaginam (tidak banyak)
- Periksa dalam vaginam Ostium uteri tertutup
- Hasil konsepsi masih hidup
Penatalaksanan:
- Tirah baraing
- Tokolitik
- Rakoransia
- Antiprostaklandin
- Terapai terhadap kausa
II. Abortus Insipiens (Abortus sdedang berlangsung)
Gejala klinis :
- Perdarahan pervaginam lebih banyak
- Nyeri perut (akibat kontraksi uterus)
- Periksa dalam vagina otium uteri mulai teraba
Penatalaksanan
- Rawat inap
- Bila perdarahan banyak/syok perbaiki keadaan umum
- Bila pembukaan cukup kuret
- Bila perubahan belum cukup drip uterio tonika (oksitosin)
- Antibiotika.
III. Abortus Inkomplit.
Gejala Klinis
- Perdarahan pervaginam Bila perdarahan banyakm dapat terjadi syok osteum uteri
- terbuka dan teraba sisa jaringan kehamilan
- Ostium uteri terbuka dan teraba sisah jaringan kehamilan
Penatalaksanan :
- kuret
- Bila stok sebelum kuret perbaiki keadaan umum
- Anti biotik
- Bila kontraksai uterus kurang/ tidak baik uterotoniko
IV. Misset Abortion (Abortus tertahan )
Gejala Klinis :
- Hasil konsepsi / tidak ada tanda-tanda kehidupan
- Perdarahan pervaginam
- Beruterus tidak sesuai dengan usia kehamilan (menerap/lebih kecil)
- Ostrum uteri tertutup
Penatalaksanaan :
- Rawat inap
- Persiapan pengosongan Kavum uteri
- Pemeriksaan laboraturium ( Faal hemostasis)
- Bila ada kelainan faal hemostasis tetapi bila perlu konsul penyakit dalam
V. Abortus Infeksiosus
Gejala Klinis :
- Perdarahan pervaginam
- Badan panas
- Periksa dalam vagina
- Nyeri raba pada uterus, adneksa, porsio
- Keluar secret berbauh busuk
Penatalaksanaan :
- Perbaiki keadaan Umum
- Anti Biotika
- Anti Piretika
- Kuret setelah enam jam pemberi antobiotika/Kecuali perdarahan banyak dan akan aktif dilakukan pengosongan kavum uteru dengan tang abortus
- Uterotonika

KOMPLIKASI ABORTUS
1. Perdarahan . Hal ini dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa – sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemerian transfuse darah
2. Perforasi, hal ini dapat terjadi pada posisi uterus hiper retrofleksi, jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti, jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi, tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perfoirasi atau perlu histerektomi.
3. Infeksi
4. Syok, Hal ini dapat terjadi karena perdarahan ( syok hemoragik ) dan infeksi berat.
















DAFTAR PUSTAKA


1. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, Jakarta 2002
2. Buku asuhan Persalinan Normal, Jakarta 2004
3. Standar Pelayanan Medik SMF Obstetri & Ginekologi, Mataram 2001.
4. Ilmu Kebidanan, Jakarta 2003
5. Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, Jakarta 2002.



























TUGAS MATA KULIAH : PKK




DI SUSUN OLEH :

ABIDATURROSYIDAH
ANDY PUTRIANA
BQ NOVA APRILIA AZAMTI




DAFTAR PUSTAKA




1.

KwetiAu GorEng....hmmm



Bahan:
Mie Kwetiao
Daging ayam cacah
Udang
Tahu (yang keras)
Tauge
Telur
Cuka
Minyak ikan (Fish Oil)
Kecap Asin
Kecap Manis
Minyak wijen
Gula pasir
Garam
Merica
Lombok/Cabe
Air

Persiapan:
1. Rendam mie nasi/kwetiao di dalam air panas selama kurang lebih 20-30 menit. Jangan sampai terlalu lembek.
2. Cuci bersih udang ukuran sedang dengan menggunakan air garam supaya tidak amis, keringkan, taburi dengan garam dan merica, diamkan selama 5 menit. Kemudian olesi dengan tepung pati/kanji dan goreng di dalam minyak panas sampai agak menguning, angkat.
3. Gunakan tahu yang keras. Potong2 tahu sebesar 2x3x2cm kira. Jika menggunakan tahu yang tidak keras (tahu jepang), lumuri tahu dengan tepung kanji/pati lalu goreng di atas wajan berminyak sedikit sampai kecoklatan supaya tahu menjadi tidak gampang hancur apabila dimasak nanti.
5. Kocok telur sampai rata.
6. Iris bawang putih tipis2 dan loncang sepanjang 3cm.

Cara Membuat:
1. Tumis bawang putih bersama dengan daging ayam cacah sampai matang.
2. Masukkan kecap asin, kecap manis (sedikit saja), saus tomat (sedikit saja), cuka, minyak wijen, minyak ikan, garam, merica, gula pasir, dan lombok sampai rasanya pas. Tambahkan air
3. Masukkan mie/kwetiao. Aduk2 hingga rata.
4. Masukkan kocokan telur di atas mie (bukan di atas wajan), aduk2 sehingga telur lengket ke mie rata. Balik2 mie sampai telurnya matang.
5. Masukkan udang goreng, tahu, tauge, Aduk2.
6. Angkat! makan deh...

FiSioLogi saraf Pada inverteBrata


Fisiologi Saraf Pada Invertebrata

Sistem saraf terdapat pada semua vertebrata dan kebanyakan avertebrata. Sistem tersebut berhubungan dengan sifat universal kehidupan yang kita sebut irritabilitas atau peka terhadap ransangan, yakni kemampuan sel dan organisme utuh untuk merespon dengan cara yang khas terhadap perubahan-perubahan di lingkungan yang disebut stimulus (jamak, stimuli). Stimulus mungkin berasal dari perubahan-perubahan internal maupun eksternal. Reaksi spesifik yang disebabkan oleh suatu stimulus yang disebut respon. Umumnya respon menyebabkan suatu penyesuaian yang berakibat pada entitas secara keseluruhan. Reaksi-reaksi stimulus-respon biasanya cepat dan menyediakan mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kekonstanan internal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Pada kebanyakan sistem saraf, serabut-serabut yang saling berhubungan membentuk jaringan komunikasi yang memungkinkan pengawasan secara terus menerus atas kondisi-kondisi internal dan eksternal. Sinyal-sinyal dalam bentuk aliran arus listrik yang disebut impuls saraf , diangkut dari suatu bagian sistem saraf menuju bagian lain. Pembangkitan impuls disebut eksitasi , dan merupakan akibat dari aliran ion terlokalisasi. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.
1.      Saraf pada Protozoa
Protoza misalnya amoeba tidak mempunyai susunan saraf tetapi mempunyai kepekaan terhadap rangsang dari luar dan mampu menanggapi rangsang tersebut, misalnya rangsangan yang berupa cahaya dan sentuhan. Jika rangsanganya kuat, protozoa menjauh,sebaliknya jika rangsang itu lemah akan mendekat.
·      Amoeba
Pada Amoeba belum mempunyai alat khusus untuk menerima rangsang. Alatnya disebut taksisyang dibagi menjadi beberapa macam taksis. Yaitu termotaksis positif dan negaif, fototaksis positif dan negative, tigmotaksis positif dan negative, kemotaksis positif dan negative, galvanotaksis, geotaksis, dan rheotaksis (aliran air).
·      Paramaecium
Pada paramecium terdapat fibril yang peka terhadap suhu dan sinar, serta berfungsi untuk mengatur gerakan silianya. Termotaksis pada hewan ini yang optimum adalah 240C dan 280C.






·      Euglena viridis
Euglena viridis pada bagian anterior dekat akhir kerongkongan terdapat stigma (titik mata merah)yang tersusun atas protoplasma yang banyak mengandung granulla haematocrhrom. Diduga stigma berfungsi sebagai mata yang primitive. Pendapat ini didasarkan adanya lensa berupa butir-butir para amilum pada bagian anterior. Hewan kecil ini dapat mendeteksi kekuatan dan arah cahaya. Ia lebih suka lokasi dengan cahaya moderat dan menjauh dari kegelapan dan cahaya terang. Euglena viridis mungkin menggunakan reseptor ini untuk menjaga diri dalam cahaya yang mereka gunakan untuk fotosintesis. Euglena viridis menggunakan fotosintesis untuk energi meskipun mereka bisa makan makanan padat (seperti binatang), jika mereka disimpan di kegelapan.

2.      Saraf pada Porifera
Tubuh porifera masih diorganisasi tingkat seluler, artinya tersusun atas sel-sel yang cenderung bekerja secara mandiri, masih belum ada koordinasi antara sel satu dengansel lainnya. Spons adalah satu-satunya hewan tanpa system saraf. Mereka tidak memiliki sel saraf ataupun sel indra. Akan tetapi adanya sentuhan atau tekanan menyebabkan kontraksi local tubuhnya. Hal ini berarti spons menanggapi lingkungannya secara interseluler.

3.      Saraf pada Coelenterata
·           Hydra
Hydra memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga disebut saraf jala (jaring saraf). Sel-sel sarafnya belum berkutup dan neurit yang dimiliki hanyalah tonjolan-tonjolan badan sel saraf saja atu prosessus.
Hydra umunya bereaksi dengan cara yang sama tanpa memperhatikan arah rangsangan, hal ini juga disebabkan karena kesederhanaan system sarafnya.
Perilakunya:
a.       Reaksi terhadap stimulus internal
ü  Pada substrat dan tidak diganggu →gerak spontan tubuh dan tentakel
ü  Jika makanan tersedia gerak tubuh dan tantakel lambat, dan cepat jika lapar
ü  Gerak dihasilkan dari serabut kontraktilsel apitel dan endotel ketika distimulasi pada nerve
b.      Reaksi terhadap stimulus eksternal
ü  Sentuhan /kontak
Lemah: bebrapa bagian tubuh/bagian yang disentuh saja
Kuat: seluruh tubuh
ü  Cahaya
Sangat terang→negatif
ü  Temperature
200-250 C→negatif






·           Aurelia aurita (ubur-ubur)
Seperti ular naga itu, ubur-ubur tersebut memiliki sistem saraf ditandai oleh serangkaian sel saraf yang saling berhubungan (jaring saraf). Jaring saraf melakukan impuls di seluruh tubuh ubur-ubur. Kekuatan respon perilaku sebanding dengan kekuatan rangsangan. Dengan kata lain, semakin kuat stimulus, semakin besar tanggapan. Beberapa ubur-ubur (misalnya, Aurelia) memiliki struktur khusus yang disebut "rhopalia". Rhopalia ini memiliki reseptor untuk:
ü  cahaya (disebut ocelli)
ü  keseimbangan  (disebut statocysts)
ü  kimia deteksi (Penciuman)
ü  sentuhan (disebut lappets indra)
·           Anemon Laut
System saraf anemone laut sangat sederhana. Susunan sarafnya bersistem difus dan belum Nampak adanya susunan saraf pusat. System saraf tersebut terdiri atas pleksus epidermal dan pleksus gastrodermal, yang masing-masing tersusun atas serabut saraf dan sel ganglion yang besar. Pleksus tersebut makin intensif terutama di bagian tantakel, diskus oral maupun stomodium. System saraf ini mempersarafi sitem musculusnya yang  telah berkembang lebih sempurna dibandingkan dengan anggota coelenterate lainnya. Bila ada makanan maka tantakel ini akan bergerak cepat untuk menjeratnya.

4.      Saraf pada Platyhelminthes
·         Planaria
Susunan sarf planaria sudah ditemukan sejumlah ganglion yang berfungsi sebagai pusat susunan saraf. Planaria menghindarkan diri, bila terkena sinar yang kuat. Pada planaria juga sudah memiliki organ indra, berupa sepasang mata utuk yang berperan sebagai:
1.      Kemoreseptor
2.      Tangoreseptor
3.      Rheoreseptor
Mata atau ocelli terdapat sepasang. Padanya terdapat cupe-like        ke artro-lateral. Cup dibatasi lapisan sel pigmen. Pada mata tidak terdapat lensa. Mata tersebut tidak mampu memfokuskan cahaya dan hanya berfungsi membedakan antara gelap dan terang.

·         Cacing tanah
Cacing tanah ini memiliki sistem syaraf sederhana namun sensitif. Ganglion otak, atau otak, terhubung ke kabel saraf perut, yang menjalankan panjang tubuhnya. Setiap ganglion segmental harus terkoordinasi satu sama lain karena mereka harus berinteraksi dalam rangka untuk mengendalikan kontraksi otot di setiap segmen yang bertanggung jawab untuk bergerak. Berkat sistem saraf responsif, cacing tanah adalah sensitif terhadap sentuhan, cahaya dari depan atau di belakang, kelembaban, bahan kimia, suhu, dan getaran. Beberapa macam reseptor:
a.       Reseptor epidermal meluas didaerah epidermis yaitu daerah ventral dan lateral
b.      Reseptor bikal, terdapat di daerah bikal (rongga mulut)
c.       Reseptor yang meluas di daerah dorsal. Fungsinya untuk menghindari cahaya kuat dan tidak terdapat pada daerah klitelum

1) Anus
2) Usus
3) ganglion Cerebral
 4) Prostomium
5) Mulut
6) Saraf kerah
7) Segmental ganglion
7) 8) Pharynx
9) kerongkongan
10) saraf Segmental
11) lambung
 12) rempela
13) kabel saraf ventral


·         Hirudinea (lintah)
Hewan ini telah memiliki indra sebagai organ reseptor. Memiliki 5 pasang mata.
1.      Ujung saraf bebas
Terdapat di seluruh permukaan tubuh (antara epidermis dan sel ganglion). Fungsinya sebagai kemoreseptor.
2.      Reseptor annular
Terdiri dari 36 baris annular dan terbagi menjadi 18 baris yang berada di daerah dorsal serta 18 baris lainnya di daerah ventral. Fungsinya sebagai tangoreseptor atau organ yang peka terhadap sentuhan.
3.      Reseptor segmental
Terdapat 4 pasang di daerah dorsal dan 3 pasang di daerah ventral. Terdapat dua tipe sel yaitu tango reseptor dan photorreseptor. Sel-sel photoreceptor yang hanya ada di daerah dorsal terdiri dari subtract hyaline (lensa).
                                                Gambar Lintah
5.      Saraf pada Insekta
Salah satu contoh dari insekta adalah belalang. Organ reseptor belalang terdiri dari:
a.       Organ takstil→berupa antena, kaki yang paling besar, cerci, dan distal system kaki. Fungsinya adalah sebagai tigmoreseptor.
b.      Organ olfaktori→antena
c.       Organ gustatori→antena
d.      Organ visual→mata majemuk dan mata oceli
e.       Organ audoti→terdiri dari membrane timpani  berupa cincin chitio. Di bagian apparatus terdapat organ muler yang terdiri dari scolopidia.
f.       Mata majemuk pada belalang tidak terdapat batang/tangkai
g.      Suara yang berasal dari getaran tibial spiner (spina pada daerah tibia) pada kaki belalang dan bagian vena sayap.
Sensitifitas terhadap tekanan dan sentuhan adalah mekanoreseptor. Diantara mekanoreseptor yang paling sederhana adalah ujung-ujung saraf yang ditemukan pada jaringan ikat dikulit. Struktur sensori ini berfungsi sebagai filter terhadap energi mekanik melalui berbagai cara. Pada antropoda ujung-ujung sensori sensitif secara mekanik dihubungkan dengan erabut otot khususdan sensila seperti rambut yang merentang pada eksos skeleton anntropoda.
Belalang memiliki sepasang potongan kecil sensori pada antena, toraks dan abdomen yang sensitif terhadap panas. Bila potongan kecil itu dihilangkan maka belalang tidak lagi merespon terhadap sumber panas.
Belalang akan mendekati sumber cahaya bila dalam keadaan jauh dan akan menjauhinya bila dalam keadaan dekat. Hal ini dikarenakan oleh mata mejemuk yang dimiliki oleh serangga yang berfungsi sabagai reseptor penglihatan yang terpisah. Cahaya yang dapat masuk hanya cahaya yang masuk kedalam omatidium yang paralel (atau hampir) dengan sumbu panjang yang mundur yang diserap oleh pigmen-pegmen penyaring. Sifat faset dalam mata mejemuk pada serangga bertindak sebagai lensa yang menghimpun khas cahaya dari seluruh bagian objek yang dipandang dan meneruskannya kembali. Serangga akan menjauhi cahaya dalam jarak dekat dikarenakan terlalu banyaknya cahaya yang masuk ke sistem mata mejemuk yang hanya dapat menyaring cahaya dalam jumlah kecil.
Kemoreseptor pada insekta dalam hal ini adalah belalang terlatak pada bagian mulut, antenna, dan kakinya. Oleh karena itu walaupun gerakan beleleng menjauhi cahaya namun antenna dan kakinya bergerak.
System saraf belalang ditunjukkan oleh warna biru.



6.      Saraf  pada Echinodermata
Salah satu contoh Echinodermata adalah bintang laut. System sarafnya terdiri dari batang saraf radial pada masing-masing lengan yang menjulur di atas alur ambulakral. Disebut juga sebagai system cincin pusat. Batang-batang saraf radial itu bertemu pada cincin saraf oralis yang melingkari daerah mulut atau oral. Pada masing-masing batang sarf radial terdapat cabang: 1. Sepasang saraf ke daerah aboral, 2. Saraf ke aboral peritoneum, Serabut-serabut saraf yang menuju ke indra perasa pada kaki.
Ujung saraf radial mengecil, lunak, bersambungan dengan indra peraba dan titik mata yang peka terhadap sinar. Diantara sel-sel epidermis terdapat daerah-daerah jaringan saraf, sedang pada branchia dermalis terdapat alat sensoris.
 Tampakan cincin saraf Bintang Laut

                           Gambar Bintang Laut



           













SUMBER

http://www.wikipedia.com.
Jasin, Maskeri. 1992. Zoolgi Invertebrata. Surabaya. Sinar Wijaya.
                                        

Jumat, 03 Juni 2011

Bangga Menjadi Wanita....





Allah memberikan perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun
Wanita adalah tali penghubung antar keluarga, persendian anggota bangsa, serta tempat mengalirnya darah umat yang dapat membangkitkan semangat hidup, dan gairah kerja. Wanita adalah tempat Allah SWT menitipkan segala arti keindahan yang memukau. Dengan kecantikan, keindahan dan kemanjaannya yang menawan, wanita menjadi tuan penguasa dan penakluk hati.
Dia adalah teman yang jujur serta pendamping hidup pria dalam suka dan duka. Ketika seorang suami pulang menemui istrinya, setelah selesai melaksanakan tugas, pikirannya masih sarat dengan beban hidup dan pahit getirnya.
Seorang istri akan datang menyambutnya dengan belaian kasih sayang, serta menghadiahinya senyuman manisnya sebagai obat penawar yang mengiringi pandangan memikat, yang masuk menembus relung-relung hati suami, sehingga ia melupakan pahit getir yang dialami. Siapa yang mampu menghibur pria pada saat dirundung duka, selain wanita?
Dapatkah kaum pria menemukan benteng tempat melindungi dirinya dari kecamuk perang, yang dipagarnya hancur berkeping-keping karang-karang bencana, serta yang dihadapannya wajah malam terlihat begitu indah dan menawan, seperti yang dapat mereka temukan pada wanita-wanita shaleh ketika mereka kembali untuk menikmati kedamaian hati disisinya dan mendengarkan tutur bahasanya yang menawan?
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S Ar-rum: 21)
Barang siapa yang mengamati dengan baik susunan tubuh wanita beserta perangkat-perangkat yang ada pada dirinya, yang pertama kali sekali dia lihat adalah inayah ilahi yang bekalinya dengan perangkat yang dibutuhkan agar dia bisa menjalankan fungsinya dalam kehidupan seperti perangkat jasmaniah, persiapan kejiwaan, dan naluri alamiah.
Hal itu merupakan saksi hidup yang bisa bertutur bahwa panorama yang susunan yang menakjubkan tidak mungkin ditemukan tandingannya pada pria, tidak diciptakan kecuali untuk membantu wanita agar dia bisa menunaikan tugasnya dalam kehidupan, yaitu sebagai seorang ibu.
Wanita sesuai dengan unsur susunan tubuh dan kesiapan jiwanya untuk diciptakan menjadi seorang istri atau seorang ibu. Hal itu merupakan sebuah fakta yang sudah mutlak dan tidak mungkin bisa diubah lagi. Fakta ini akan terus berlanjut menyampaikan dengan bahasa yang amat jelas bahwa kesempurnaan dan keagungannya hanya dengan menjadi seorang ibu.
Profesi sebagai seorang ibu tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan fungsi para panglima di medan laga. Kalau panglima bertanggung jawab mengangkat bendera kemenangan Negaranya dari serangan musuh, maka ditangan seorang ibulah masa depan anak-anak sangat bergantung pada pendidikan mereka yang baik dan akhlak mereka yang baik dan akhlak mereka yang mulia.
Allah menciptakan wanita menjadi sangat utama.
Allah menciptakan bahu wanita agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Allah memberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Allah SWT memberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Allah memberikan perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.
Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Allah memberi wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?
Allah memberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.
Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi. Kemudian Allah memberikan wanita air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus diberikan Allah kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan.
So, I’m proud be a woman,,,
Sekarang tugas kita adalah bagaimana kita bisa menjaga amanah sebagai wanita, agar kita tergolong wanita yang sholeh, menjadi wanita calon penghuni syurga, menjadi wanita yang melahirkan anak-anak yang sholeh, dan wanita yang membawa kepada keimanan terhadap orang disekelilingnya.
Wallahu alam.